BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju
Indonesia sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesahatan masyarakat yang optimal
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku yang sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah
Republik Indonesia
Shock adalah suatu sindrom klinis
akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan perfusi
jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis.
Berdasarkan penelitian Moyer dan Mc Clelland tentang fisiologi keadaan shock
dan homeostasis, shock adalah keadaan tidak cukupnya pengiriman oksigen ke
jaringan. Sirkulasi darah berguna untuk mengantarkan oksigen dan zat-zat lain
ke seluruh tubuh serta membuang zat-zat sisa yang sudah tidak diperlukan. Shock
merupakan keadaan gawat yang membutuhkan terapi yang agresif dan pemantauan
yang kontinyu atau terus-menerus di unit terapi intensif.
Syok merupakan suatu kondisi akibat
berbagai macam etiologi. Syok memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi. syok karena dehidrasi atau
syok hipovolemik merupakan penyebab tersering kematian pada bayi, anak-anak dan
dewasa, insidens syok di seluruh dunia mencapai 6-20 juta penderita setiap
tahunnya. Syok dapat merusak semua jaringan dan sistem organ dalam tubuh.
Keterlambatan dalam mengenali dan menangani syok dapat menyebabkan perubahan
yang cepat dari syok reversibel yang terkompensasi menjadi gagal multi sistem
organ hingga kematian. Morbiditas syok dapat bervariasi, dari gagal ginjal,
kerusakan jaringan otak, iskemia usus, gagal jantung hingga kematian
Shock digolongkan ke dalam beberapa
kelompok: Shock kardiogenik (berhubungan
dengan kelainan jantung), shock hipovolemik ( akibat penurunan
volume darah), shock anafilaktik (akibat reaksi
alergi), Shock
septik (berhubungan dengan
infeksi), shock neurogenik (akibat kerusakan
pada sistem saraf)
Penanggulangan syok dimulai dengan
tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki
oksigenasi tubuh; dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung
pada penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan
pengobatan kausal. Langkah pertama
untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal gejala syok. Tidak ada
tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera. Diagnosa dibuat
berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi
jaringan.
Pada tahun 2005 di Amerika, penyakit shock bertanggung jawab
untuk 864,500 kematian, atau 35,3% dari seluruh kematian pada tahun itu.
Sebesar 151.000 kematian akibat Shock. Adapun
data epidemiologis pada tingkat nasional diantaranya laporan studi mortalitas
tahun 2001 oleh Survei Kesehatan Nasional menunjukkan bahwa penyebab
utama kematian di Indonesia adalah Shock sebagai akibat dari penyakit sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) sekitar 26,39%
untuk 864,500 kematian, atau 35,3% dari seluruh kematian pada tahun itu.
Sebesar 151.000 kematian akibat Shock. Adapun
data epidemiologis pada tingkat nasional diantaranya laporan studi mortalitas
tahun 2001 oleh Survei Kesehatan Nasional menunjukkan bahwa penyebab
utama kematian di Indonesia adalah Shock sebagai akibat dari penyakit sistem sirkulasi (jantung dan pembuluh darah) sekitar 26,39%
0 komentar:
Posting Komentar