Rabu, 07 Agustus 2013

Konsep Dasar Shock



2.1.1.      Pengertian Shock
Shock yang dimaksudkan disini adalah sindrom klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi untuk mencukupi pasokan nutrisi dan oksigen jantung sehingga menyebabkan metabolisme anaerob dan hipoksia jaringan yang mengubah status asam basa. Pada akhirna shock dapat mengakibatkan disfungsi dan kematian sel. Secara klinis shock di bagi menjdi hipovelemik, distributif, kardiogenik, dan obstruktif
Shock adalah suatu keadaan dimana suplai darah tidak mencukupi untuk kebutuhan organ-organ di dalam tubuh, disertakan tekanan darahyang rendah, sehingga menyebabkan redistribusi suplai darah, terutama yang ditujukan ke jatung dan otak. Redistribusi inilah yang kan menyebabkan kerusakn pada organ-ogan yang mendapat prioritas kedu. Kerusakan yang terjai dapat bersifat iriversibel (tidak dapat diperbaiki lagi) dan mungkin kematian
Selanjutnya, yang juga  perlu kita wakpadai adalah bahwa tekanan darah rendah yang tidak sama dan merata juga akan dpat menimbulkan penyakit shock. Semua penderita dalam keadaan shock mempunyai tekanan darah rendah, bahkan terkadang sangat rendah, tetapi suplai darah ke organ-organ cukup baik. Hal inilah yang sering dilupakan oleh dokter dan perawat.
2.1.2.      Etiologi Shock
a.    Shock hypovolemik
  Ada 3 stadium
1)      Stadium kompensasi : takikardina, gaduh gelisah, kulit pucat, dingin, pengisian kapiler lambat.
2)      Stadium dekompensasi : takikardia semakin nyata, takipne, asidosis, kesadaran semakin menurun, tekanan darah berkurang, perfusi perifer berkurang, dan oliguria
3)      Stadium ireversibel : tekanan darah tidak terukur, nadi tidak teraba, kesadaran sangat menurun, gagal multi-organ danuria.
b.      Shock distributif
     Dapat terjadi pada :
1)      Shock anafilatik : ditandai dengan hipotensi sekunder akibat vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskuler disertai dengan angiodema akut saluran napas bagian atas, brokokontriksi, edema paru, atau urtikaria.
2)      Shock neurogenik : ditandai dengan hipotensi sekunder akibat hilangnya topus simpatis kardiovaskuler sehingga terjadi pengumpulan darah divasculer bed
3)      Shock septik : ditandai dengan 2 stadium, klinis, yaitu :
a)      Stadium hiperdinamik : tekanan darah dapat normal, denyut nadi teraba kuat dan penuh ekstremitas hngat dan kemerahan, takipne, dan ada gangguan kesadaran.
b)      Stadium hipodinamik (dekompensasi) : sianosis, kulit dingin dan lembab, nadi lemah dan kecik takikardia, oliguria, penurunan kesadaran, dan hipoensi.
c.       Shock kardiogenik
Ditandai dengan gangguan fungsi jantung berupa disritmia seperti takikardi supraventikuler, perubahan kesadaran (iritabilitas, gelisah), kulit kering, dingin, dan pucat, nadi teraba lemah dan kecil, bunyi jantung terdengar jauh, takipne, gangguan pola napas, dan oliguria.
d.      Shock obstruktif
Sama seperti shock hypovolemik stadium kompensasi, tetapi gagal terjadi perbaikan dengan resusitasi cairan secara agresif

0 komentar:

Posting Komentar