Sabtu, 10 Agustus 2013

Konsep Anemia Pada Ibu Hamil



1. Pengertian Anemia
Anemia atau kurang darah merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu. Ibu hamil yang anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga pertumbuhan bayi terganggu. Wanita yang mengidap anemia saat melahirkan dapat mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan dapat menyebabkan kematian
Pada sebagian pasien dengan anemia yang betul – betul berat bisa tampa gejala atau tanda sedangkan orang lain dengan anemia ringan bisa sangat lemah. umumnya gejala klinis anemia)
Tanda–Tanda Kurang Darah (Anemia)  pada Ibu Hamil, Pusing ,Berkunang–kunang, Lemah, Badan Lesu, Cepat Lelah, Gampang Ngantuk, Lidah, Bibir, Kuku pucat sekali. Wajah/Muka pucat.Bahaya Kurang Darah bagi Ibu Hamil, Membahayakan jiwa ibu ketika melahirkan, Mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan. (
Biasanya ini definisikan sebagai konsentrasi haemoglobin dalam darah rurang dari pada 13,5 g/dL pada laki – laki dewasa dan kurang dari 11,5 g/dL pada wanita dewasa. Wealaupun ada yang memakai 14 g/dl dan 12 g/dl sebagai batas terendah normal pada orang dewasa. Dari umur 3 bulan sampai akil balik , kurang dari pada 11 ,0 g/dl menunjukan anemia . Karena bayi baru lahir mempunyai kadar haemoglobin tinggi ,15 g/dl dianggap sebagai batas terrendah ketika lahir. Penurunan haemoglobin biasanya disertai olah penurunan jumlah sel darah merah dan packet cell volume (PCV) tetapi ini dapat normal pada beberapa pasien dengan kadar haemoglobin subnormal . Perubahan dalam volume plasma total yang beredar sebagai mana haemoglobin total yang beredar menentukan apakah anemia terdapat atau tidak . Penurunan volume plasma dapat menyelubungi anaemia, sebaliknya peningkatan volume plasma dapat menyebabkan anaemia bahkan dengan sel darah merah total dalam sirkulasi normal dan masa haemoglobin normal.
Tabel  1
Nilai – Nilai Normal Sel Darah Merah Orang Dewasa
                                                                        Pria                  Rata-rata         Wanita
Haemoglobin (Hb)* (g/dl)                               13,5  -  17,5                             11,5 – 15,5
HaemoglobinHaematokrit (PCV) (%)            40     -  52                                36    - 48
Hitung sel  darah merah  ( x 1012 /L)              4,5   -  6,5                                3,9  -  5,6
Haemoglobin sel rata-rata  (pg)                                               27 – 34
Volume sel rata-rata (fl)                                                          80 – 95
Konsentrasi Haemoglobin sel rata rata (g/dl)                          30 – 35

Sumber Kapita Selekta Haematologi oleh A V Hoffbrand 1996.
Anemia yang dikenal baik terjadi dengan difesiensi ( kekurangan ) zat Besi , vitamin B12  atau folat .  Anemia juga terjadi dengan defisiensi asam amino (protein) , tiroksin atau endrogen tetapi dapat merupakanadaptasi terhadap komsumsi 02 jaringan yang lebih rendah , bukan sebagai  efek langsung dari defisiensi pada eritropoisis (proses terbentuknya sel darah merah di sumsum tulang belakang ) . Anemia juga terjadi pada defisiensi vitan C (scurvy ) , vitamin E dan reboflavin.
2. Gambaran Klinis Anemia
Pada sebagian pasien dengan anemia yang betul – betul berat bisa tampa gejala atau tanda sedangkan orang lain dengan anemia ringan bisa sangat lemah . umumnya gejala klinis anemia adalah :
a.       Anemia yang cepat memburuk menyebabkan lebih banyak gejala dari pada anemia yang lambat muncul karena lebih sedikit waktu untuk penyesuaian dalam sistim kardiovaskuler .
b.      Anemia ringan sering tidak menimbulkan gejala atau tanda tetapi ini biasanya ada bila haemoglobin kurang dari 9 – 10 g/dl . bahkan anemia berat konsentrasi haemoglobin serendah 6,0 g/dl dapat menghasilkan gejala yang sangat sedikit . akan tetapi , bila timbulnya sangat perlahan pada orang muda yang sehat.
c.       Orang tua kurang tahan terhadap anemia dibandingkan dengan orang muda disebabkan pengruh kurangnya oksigen pada organ bila kompensasi kardiovaskuler normal ternganggu.
    3. Tanda – Tanda Kurang Darah ( Anemia )  pada Ibu Hamil
a. Pusing ,Berkunang – kunang.
b. Lemah.
c. Badan Lesu.
d. Cepat Lelah.
e. Gampang Ngantuk.
f. Lidah, Bibir , Kuku pucat sekali.
g. Wajah / Muka pucat.
1.      Bahaya Kurang Darah bagi Ibu Hamil .
a.       Membahayakan jiwa ibu ketika melahirkan.
b.      Mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan, dan dapat membahayakan jiwa ibu.
c.       Ibu Tidak Kuat Bekerja.
2.      Penyebab Kurang Darah.
a.       Kurang makan sayuran hijau, buah berwarna dan lauk pauk.
b.      Perdarahan akibat sering melahirkan.
c.       Jarak kelahiran anak terlalu dekat.
d.      Ibu hamil bekerja terlalu berat.
e.       Adanya cacing tambang dalam usus.
   6. Perkiraan Hemoglobin pada Kehamilan.
Pemekirsaan hemoglobin (Hb) secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia . Namum ada kecendrungan kegiatan itu tidak dilaksanakan secara optimal selama masa kehamilan . perubahan fisiologis yang terjadi dalam masa kehamilan mengakibatkan penurunan Hb secara progesif sampai sekitar minggu ke 30 , yang secara fisiologis masih normal. Perubahan normal ini dikenal sebagai hemodilusi (Mahomed dan Hylten,1989 ) dan biasanya mencapai titik terendah pada kehamilan minggu ke 30 . oleh karena itu pemeriksaan Hb dianjurkan untuk dilaksanakan pada awal kehamilan dan diulang kembali pada minggu ke 30 untuk mendapat gambaran akurat tentang status Hb.
Hemodifusi fisiologis dianggap sebagai suatu tanda kehamilan normal , dalam kaitannya dengan hasil kehamilan yang baik bagi janin ( yaitu berat lahir sesuai dengan umur kehamilan ). Apabila tidak terjadi proses hemodilusi , yang ditandai oleh kadar Hb yang tinggi , dapat diindikasikan adanya gangguan pada perubahan fisiologis akibat ternganggunya sirkulasi darah plasenta yang dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin.
Kader Hb 11 gr% dianggap sebagai batas normal terendah dalam masa kehamilan namun demikian batasan – batasab lain sering digunakan dalam mendefinisikan anemia dalam kehamilan. Banyak batasan – batasan tersebut tidak mempunyai bukti yang jelas secara ilmiah untuk mendukung penggunaannya. Batasan tersebut belum jelas kaitannya dengan umur kehamilan. Walaupun Hb pada masa kehamilan dibawah 10 g % ( 11 g% pada ibu dengan gizi baik ), dikatakan rendah , namun masih sedikit bukti ilmiah yang konsisten dalam penanggulangannya sesuai dengan tingkat kader Hb yang ada.
Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di indonesia ditetapkan  dengan kadar Hb  < 11 g% pada trisemister I dan III atau Hb  < 10.5 g % pada tri semister II, sehingga prevalensi anemi pada kehamilan di indonesia relatif tinggi (63,5 %)
Pemeriksaan kadar Hb terbaik adalah dengan menggunakan spektrofotometer sehingga pemeriksaan secara Sahli dan Talguist hanya merupakan alternatif pemeriksaan dilapangan. Namun pada kenyataan dilapangan pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode Sahli karena memang itu alat yang tersedia di institusi kesehatan terdepan yakni Puskesmas
7.  Penyebab Hemoglobin (Hb) Rendah dalam Kehamilan.   
Penyebab utama rendahnya hemoglobin (Hb) dalam kehamilan adalah defisiensi besi terutama bila hanya terjadi anemia ringan. Pada Hb di bawah 9 g % dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti, karena masih adanya kem ungkinan penyebab lain diluar kekurangan besi. Pada umumnya seorang ibu hamil dengan Hb rendah harus diberikan seplementasi besi, meskipun ada sebab lain seperti cacing dan malaria yang harus dipertmbangkan untuk menentukan langkah tindak lanjut yang sesuai.
Telah dikemukakan bahwa pemberian suplementasi besi rutin pada ibu hamil dengan gizi baik hanya memberi efek yang terbatas pada peningkatan Hb. Hasil penelitian mutakir menganjurkan pemberian besi secara rutin hanya dilakukan pada ibu hamil yang telah terbukti menderita anemia (. Namun di negara – negara yang mengalami kekurangan gizi , suplemen gizi masih dinajurkan , karena sering kali sulit untuk memperkirakan secara tepat kadar Hb Ibu hamil.
Anjuran program nasional indonesia adalah pemberian 60 mg/hari elemenlat besi dan 50 g asam folat untuk profilasis anemia. Program Depertemen Kesehatan R I memberikan 90 tablet besi selama 3 bulan. Beberapa jenis makanan tertentu dapat mempengaruhi daya serap tubuh terhadap zat besi. Khususnya tembakau, teh dan kopi diketahui mengurangi penyerapan besi. Oleh karena itu ibu hamil yang mendapat suplementasi besi dianjurkan untuk menggindari  tembakau, teh dan kopi terutama sekitar waktu makan . Makanan lain seperti protein dan vitamin C dapat membantu penyerapan. Oleh karena itu harus disarankan untuk mengkonsumsi pangan yang kaya akan protein dan vitamin C

0 komentar:

Posting Komentar