BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menyusui merupakan
suatu proses alamiah, dan segala sesuatu yang alami adalah yang terbaik bagi
semua orang namun alami tidak selalu mudah. Melahirkan anak itu alami tertapi
tidak mudah menyusui yang sukses membutuhkan dukungan baik dari orang yang
btelah mengalaminya atau dari seseorang yang profesional terlepas dari
kesulitan awal baik ibu maupun bayi biasanya akan berhasil menetaplkan cara
menyusui yang nyaman dan memuaskan dalam beberapa hari setelah kelahiran.
|
Meskipun jumlah
orang tua yang telah menyadari pentingnya memberikan ASI kepada bayinya makin
meningkat tetapi berbagai kendala masih ditemukan di masyarakat salah satunya
adalah ketidak berhasilan ibu menyusui anaknya sampai usia 6 bulan dari
berbagai alasan yang diungkapkan sebenarnya hanya satu masalah yaitu ibu belum
memahami sepenuhnya cara menyusui yang benar termasuk teknik dan cara
memperoleh Asi terutama saat mereka harus bekerja, masal lainnya ibu kurang
percaya diri bahwa ASI yang dimilikinya dapat mencukupi kebutuhan bayinya
sehingga tidak sedikit ibu yang memberikan susu formuloa sebagai tambahan untuk
alasan tersebut tertunya hal ini sangatlah tidak tepat.
Di Indonesia hanya
40 % bayi yang diberi ASI eksklusif. Promosi susu formula yang gencar
menyebabkan banyak ibu maupun petugas kesehatan memilih memakai susu formula
yang mahal dari pada mengunakan ASI. Dukungan keluarga juga makin kurang
padahal seorang ibu yang ingin menyusi bayinya dengan sukses perlu mendapat
dukungan, gizi yang baik dan perawatan sejak ia hamil sampai melahirkan dan
menmyusui.
Persentase angka
kematian bayi baru lahir bisa ditekan 22% jika diberi ASI selama 6 bulan, jika
bayi diberi ASI sampai 11 bulan dirunkan lagi teingkat kematian 13 % dan jika
dilanjutkan dsampai usia bayi 2 tahun bisa ditunkan lagi 6% angka kematian.
Total 41% kematian balita dapat ditekan jika diberi ASI sampai usia 2 tahun
tentunya ditambah makanan pendamping ASI berusia 6 bulan keatas.
Pemberian
ASI eksklusif ditanyakan pada Riskesdas 2010, tetapi tidak ditanyakan pada Riskesdas
2007. Bayi di bawah 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif jika saat pengumpulan
data ibunya
menyatakan bahwa bayinya masih mendapatkan ASI, belum pernah mendapatkan MPASI, dan dalam
24 jam yang lalu tidak mendapatkan makanan selain ASI. Oleh karena jumlah bayi di
bawah 6 bulan hanya sedikit, tidak bisa dianalisis menurut provinsi dan hanya
dapat dianalisis
menurut karakteristik. Pemberian
ASI eksklusif secara keseluruan pada umur 0-1 bulan, 2-3 bulan, dan 4-5 bulan berturut-turut
adalah 45,4 persen, 38,3 persen, dan 31,0 persen. ASI eksklusif lebih tinggi di daerah
perdesaan dibanding daerah perkotaan. Tidak ada perbedaan ASI eksklusif menurut jenis
kelamin bayi. Demikian juga tidak ada pola hubungan yang jelas antara pemberian ASI eksklusif dan
tingkat pendidikan orangtua. Hubungan yang jelas baru terlihat antara pemberian ASI
eksklusif dan tingkat pengeluaran per kapita. Semakin tinggi pengeluaran per kapita
rumahtangga, semakin menurun pemberian ASI eksklusif baik di kelompok umur bayi 0-1 bulan, 2-3
bulan, maupun 4-5 bulan
0 komentar:
Posting Komentar