BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit
adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap kemungkinan lingkungan
yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegah kehilangan cairan
tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan
sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra
tubuh. Lukabakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang
sebagian besar dapatdicegah
Luka bakar merupakan jenis
luka,
kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas
ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik,
bahan kimiawi, cahaya,
radiasi
dan friksi.
Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung
jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang
terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot,
tulang,
pembuluh darah
dan jaringan epidermal
yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir
sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam
komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi,
ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah
distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat
juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis
yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar)
Luka bakar merupakan cedera yang
cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang berat memperlihatkan morbiditas
dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab
lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab
luka bakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ),
juga karena pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena
api atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga.()
Prinsip- prinsip dasar resusitasi pada trauma dan penerapannya pada saat yang
tepat diharapkan akan dapat menurunkan sekecil mungkin angka- angka tersebut diatas.
Prinsip- prinsip dasar tersebut meliputi kewaspadaan akan terjadinya gangguan
jalan nafas pada penderita yang mengalami trauma inhalasi, mempertahankan
hemodinamik dalambatas normal dengan resusitasi cairan, mengetahui dan
mengobati penyulit- penyulit yang mungkin terjadi akibat trauma listrik, misalnya
rabdomiolisis dan disritmia jantung. Mengendalikan suhu tubuh dan menjuhkan /
mengeluarkan penderita dari lingkungan trauma panas juga merupakan
prinsip utama dari penanganan trauma termal)
Prevalensi luka bakar di AS = 2,5
juta / tahun. 12 000 orang meninggal krn luka bakar dan cedera inhalasi akibat
luka bakar. Populasi yang beresiko terhadap luka bakar: Anak-anak dan usia
lanjut. Remaja laki-laki dan pria usia kerja. Kejadian luka bakar
sering didapat di rumah. Kegiatan yang memberikan resiko luka bakar: Memasak, Memanaskan atau menggunakan
alat-alat listrik, Kecelakaan industri. 75 % kejadian
luka bakar di AS merupakan akibat perbuatan sendiri: Tersiram air mendidih
pada anak-anak yang baru belajar jalan. Bermain korek api pada
anak usia sekolah. Cedera karena arus listrik pada remaja laki-laki. Prediksi
Keberhasilan hidup Penggunaan obat bius, alkohol serta sigaret pda orang dewasa
Menurut World Fire Statistics Centre (2008) pada tahun 2003 hingga 2005 tercatat negara yang
memiliki prevalensi terjadinya luka bakar terendah adalah Singapura sebesar
0,12% per 100.000 orang.
Di Indonesia angka
kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal akibat
luka bakar. Dikarenakan jumlah anak-anak dan lansia cukup tinggi diIndonesia serta
ketidak berdayaan anak-anak danlansia untuk
menghindari terjadinya kebakaran, maka usia anak-anak dan lansia
menyumbang angka kematian tertinggi akibat luka bakar yang terjadidi Indonesia. Pasien mengalami luka bakar diakibatkan terkena air panas dibagian bokong luas luka bakar > 15% sehingga Luka bakar yang pasien alami adalah luka
bakar grade II yang artinya kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis,
beupa reaksi inflamasi disertai proses edukasi, nyeri
karena ujung-ujung syaraf teriritasi.
Luka bakar pada pasien ini termasuk dalam Derajat II dangkal (superfisial) yaitu
kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis, Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh, penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari
0 komentar:
Posting Komentar